“Tidak ada seorang pun yang senang hidup dalam krisis. Krisis seringkali dianggap sebagai penderitaan. Bahkan krisis yang satu dapat memunculkan krisis yang lain. Namun ada juga orang yang memandang krisis, selain sebagai penderitaan, tapi sebagai kesempatan untuk mencari keuntungan.

Perempuan Samaria adalah orang yang sedang mengalami krisis. Krisis sosial, ekonomi, bahkan spiritual. Perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria membawa pemulihan bagi perempuan Samaria. Yesus bahkan mengajak para murid-Nya untuk “menuai” orang-orang yang sedang dalam krisis. Yesus mengajak kita juga untuk “melihat sekeliling dan memandang ke ladang-ladang yang sudah menguning dan matang”. Yesus memanggil kita membawa pemulihan kepada banyak orang yang saat ini mengalami krisis dalam segala segi kehidupan” itulah sepenggal pesan Pdt. Peter Abednego dalam Ibadah Pembukaan Persidangan ke-80 Majelis Sinode Wilayah GKI SW Jabar, pada hari Jumat, 14 Oktober 2022.

P80MSW GKI SW JABAR telah berlangsung selama 2 hari, pada hari Jumat dan Sabtu, 14-15 Oktober 2022 secara online dengan Klasis Penerima yaitu Majelis Klasis Jakarta Utara. Persidangan diikuti oleh 222 peserta pada hari pertama dan 217 peserta pada hari kedua. Adapun peserta terdiri atas BPMSW GKI SW JABAR, Badan Pelayanan di lingkup GKI SW JABAR, Utusan BPMK-BPMK, undang dari BPMSW GKI SW JATENG dan JATIM, serta Pelawat dari BPMS GKI.

Pesan Pdt. Peter Abednego bahwa krisis merupakan peluang bagi kita untuk menuai atau membawa pemulihan bagi banyak orang, sejalan dengan tema P80MSW GKI SW JABAR yaitu “Tuhan Mencipta, Manusia Ikut Serta” dan sub tema “Menjadi Tubuh Kristus yang Memulihkan di Tengah Tatanan Baru”

Dalam persidangan kali ini, agenda yang paling menarik adalah pembahasan Amandemen Tata Gereja dan Tata Laksana GKI. Pelayanan Pernikahan Gerejawi, Status Penggembalaan Khusus dan keikutsertaan dalam Perjamuan Kudus bagi anggota jemaat yang berstatus penggembalaan khusus, cukup menimbulkan banyak diskusi. Di samping itu, soal penyediaan rumah bagi pendeta emeritus juga tak kalah hangat menjadi topik diskusi dalam P80MSW GKI SW JABAR kali ini. Selanjutnya, Badan-badan Pelayanan di lingkup GKI SW JABAR menyampaikan laporan perkembangan pelayanan masing-masing.

Hal yang menarik lainnya ialah peluncuran Kartu Anggota GKI. Demi memiliki data base anggota jemaat GKI, apalagi di era digital seperti saat ini, dimana kepemilikan data base jemaat saat dibutuhkan, maka bidang sarpen BPMSW GKI JABAR berupaya melakukan terobosan melalui peluncuran KTA GKI sehingga GKI SW JABAR memiliki data base yang akurat.

Persidangan ditutup dengan perenungan firman yang disampaikan Pdt. Sosam Enidampra Zebua dari GKI Rengasdengklok. Pdt. Sosam mengatakan “Dibalik hal-hal buruk bisa jadi tersembunyi hal-hal baik, namun di balik hal-hal baik, bila tidak dikelola dengan baik, maka bisa saja yang terjadi hal buruk. Ketika kita mengikut Tuhan, bukan hanya hal baik yang dapat dipakai Tuhan, namun juga hal buruk bisa mendatangkan hal baik. Tuhan hadir dalam kehidupan kita. Ketika kita memasuki tatanan yang baru, kita dapat melihat hal baik dan buruk. Lalu bagaimana respon kita? Kita dapat melihat Yusuf yang mengambil tanggungjawab untuk menanggung kesusahan orang lain yang terancam bahaya kelaparan. Yusuf tidak melihat peristiwa kehidupan yang buruk sebagai kesempatan balas dendam. Yusuf justru menolong dan menyelamatkan banyak orang. Kita sebagai gereja memiliki tanggungjawab bersama. Meski kita mengalami hal baik dan buruk, kita dipanggil menyatakan karya kasih Allah dalam kehidupan dunia. Mulai dari lingkup jemaat, Klasis, sinode wilayah dan sinode.”

Kiranya melalui P80MSW GKI SW JABAR ini, segenap anggota, simpatisan, dan para pejabat gerejawi serta badan pelayanan dapat mewujudkan panggilan bersama “Menjadi Tubuh Kristus yang Memulihkan di Tengah Tatanan Baru”

 

 

 

 

 

 

 

 

Tim Selisip.com

Author

  • SELISIP berarti sisipan. Media ini meyakini kehadirannya mampu menyelisip di tengah derasnya arus informasi di masyarakat.