Clement dari Alexandria mengatakan, “Jalan manusia menuju Allah adalah melalui pengenalan diri”
Pengenalan diri, itulah fokus pembahasan dalam retret Pendeta GKI yang dilaksanakan pada hari Selasa sampai Kamis, 1-3 November 2022. Retret Pendeta GKI yang dilakukan di Hotel Sangkan Hurip, Kuningan, Jawa Barat ini dihadiri oleh 186 Pendeta GKI. Peserta terdiri atas 103 Pendeta dari Sinode Wilayah GKI Jabar, 69 Pendeta dari Sinode Wilayah GKI Jateng, dan 14 Pendeta dari Sinode Wilayah GKI Jatim. Retret Pendeta GKI yang bertemakan “The Sacred Call to Self-Discovery” dipandu seluruhnya oleh Pdt. Stefanus Christian Haryono, MACF., Ph.D dari Pusat Studi Spiritualitas Dan Pengembangan Spiritual (PSSPS), Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.
Para pendeta diajak untuk mengenali diri atau The Self menggunakan Enneagram, yaitu sebuah alat yang menolong peserta dalam menajamkan perenungan, serta menemukan kesadaran yang pada akhirnya menghasilkan pertobatan atau transformasi diri. Diharapkan melalui pengenalan diri, para pendeta dapat mengalami pemulihan sambil terus juga mengalami pertumbuhan dalam kasih.
Ada Sembilan Tipe Kepribadian Dasar yang tampilkan dalam Enneagram yaitu Pembaru, Penolong, Motivator, Individualis, Investigator, Loyalis, Antusias, Pemimpin, dan Pembawa Damai. Pada dasarnya setiap orang memiliki kesembilan tipe tersebut. Namun ada beberapa tipe yang dominan dalam diri seseorang yang perlu dikenali dengan penuh kesadaran sehingga peserta mampu menemukan The Self.
Mencari, menemukan, dan menyadari The Self dapat menolong peserta untuk mengalami pertobatan. Pertobatan yang dimaksud bukan hanya dalam arti mengalami perubahan atau perkembangan, melainkan transformasi diri yang membawa pada otentisitas diri. Mengutip pesan Pdt Darwin Darmawan dalam Kotbah Pembukaan retret Pendeta GKI, “Para pendeta diundang untuk menjadi diri sendiri, otentik, namun dengan tetap melakukan yang terbaik”.
Momen yang paling menggetarkan dan mengharukan ialah Perjamuan Kudus dalam ibadah Penutupan Retret Pendeta GKI. Para pendeta diberikan kesempatan untuk membangun keintiman bersama Tuhan dalam doa pribadi sambil berlutut atau bersujud di depan altar perjamuan kudus. Setelah mengungkapkan segala isi hati dalam doa pribadi, peserta dipersilakan mengambil roti perjamuan kudus, lalu mencelupkannya dalam air anggur, dan memakannya di dekat altar perjamuan kudus. Ibadah Penutup retret Pendeta GKI kemudian ditutup dengan pengutusan dan berkat yang diungkapkan dengan pengolesan minyak wangi ke tangan para peserta yang dilakukan oleh Pdt. Handi Hadiwitanto dan Pdt. Stefanus Christian Haryono, sebagai Pemimpin ibadah. Para peserta diajak untuk menikmati berkat Tuhan melalui indra penciuman, menghirup wangi semerbak.
Beberapa kesan dan pesan yang disampaikan antara lain:
Pdt. Diah: “Retret ini sangat berkesan. Tempatnya menyenangkan, dapat berjumpa dengan banyak orang, sesama Pendeta GKI. Dari retret ini, saya jadi berpikir ‘Apa yang sudah saya lakukan? Apakah yang saya lakukan selama ini sudah benar?’ Perjamuan kudus yang tadi kita lakukan sangat ‘membebaskan’ saya”
Pdt. Martin: “Saya sangat merasakan kehangatan bersama teman-teman semua”
Pdt. Janu: “Terima kasih panitia. Mestinya ada farewell di malam terakhir agar lebih bersukacita. Saya juga merasakan kehangatan bersama teman-teman semua. Dan Perjamuan Kudus yang dilaksanakan sangat berbeda, yaitu Roti dicelupkan dalam air anggur. Sangat menginspirasi.”
Pdt. Renza: “Retret ini menjadi ajang pertemuan dengan teman-teman. Saya ngobrol sampai tengah malam melepas kangen dan bercerita. Terima kasih untuk pelayanan para panitia, Pemandu, Pdt. Stefanus Christian Haryono. Perjamuan kudusnya sangat menyegarkan saya.”
Kiranya retret Pendeta GKI tahun 2022 yang baru dilaksanakan itu dapat me-refresh para pendeta dalam mengenali diri, membangun relasi, dan melayani Tuhan dengan kegembiraan dan
Tim Selisip.com
Author
-
SELISIP berarti sisipan. Media ini meyakini kehadirannya mampu menyelisip di tengah derasnya arus informasi di masyarakat.
FOLLOW KAMI